Catatan Seorang Single
Masa single merupakan masa yang sebenarnya cukup mengasyikan. Sebenarnya.
Namun, masa ini sering berubah menjadi kelam dan penuh kegalauan. Penyebabnya sih, sebenarnya lebih ke arah faktor eksternal. Contohnya ini :
- Keluarga dan komunitas yang menjadi polisi sekaligus dinas sosial. Polisi sebagai pihak yang sering kali kepo dan menginterogasi "kenapa
kamu masih single sampai sekarang? Coba cek, jangan-jangan ada
yang salah pada dirimu". Dinas sosial sebagai pihak yang dengan semangat
melayani memberikan "bantuan" dengan cara sibuk memperkenalkan kita
pada sederet calon yang dirasa mumpuni.
- Ajang reuni. Tempat nostalgia sekaligus sarana comparison atas metamorfosis yang sudah dialami oleh tiap peserta.
- Paradigma budaya yang suka melabel, bahwa orang kalau kelamaan single pasti ada sesuatu yang nggak beres.
Ya...kadang hanya bisa geleng kepala sambil ngelus dada. Dilanjutkan dengan gumaman "sabar....sabar".
Kadang kebakaran jenggot juga kalau suasana hati sedang not in a good mood.
Kadang cuma ketawa, sambil berkata "aku rapopo"
Namun tidak bisa dipungkiri, kalau akhir-akhir ini saya merasa cukup terganggu. Bukan karena saya masih single. Tapi tentang faktor eksternal diatas yang sering kali tidak bisa saya kontrol.
Jujurly saya senang diperhatikan oleh keluarga, atau minimal orang yang mengaku peduli pada kehidupan saya. Akan tetapi...ada kalanya saya ingin berteriak dan berkata :
" Come on.... aku baik-baik saja menjadi single. Stop menjodoh-jodohkan dan berusaha memaksa aku untuk harus memiliki seseorang sebagai tempat berbagi. Aku tahu kalian sayang padaku. Namun ada baiknya jika sekarang kalian hanya duduk dan melihatku mejalani proses yang harus aku alami."
Pernahkah kalian berpikir, bahwa kebahagiaan bisa didapatkan tidak hanya terbatas pada status menjadi Nyonya dari ................ ?
Karena pernikahan itu adalah lembaga khusus yang diciptakan Tuhan utuk membentuk suatu generasi yang lebih baik.
Jika kamu menikah hanya karena merasa kesepian, takut tua sendirian, tuntutan keluarga, atau rasa gengsi karena takut di cap tidak laku..... Pernahkah kamu berpikir pernikahan seperti apa yang akan kamu bangun?
Bukankah sejatinya pernikahan itu dilangsungkan karena kita ingin berbagi dengan seseorang, dan bertumbuh dengannya sampai putih rambutmu? Bahkan sampai maut memisahkan?
Pernikahan itu pun juga sebenarnya masa menjalin persahabatan sejati.
Masa untuk kita saling dikoreksi dengan menghadapi gesekan yang ada.
Juga masa kita mengeluarkan sisi superhero yang bahkan mungkin tidak kita sadari.
Jadi...untuk apa hal ini ditulis?
Pertama..untuk membuat para single berpikir bahwa mereka tidak sendirian. Ada banyak kaum single yang kurang lebih mengalami masalah dan pergumulan yang sama.
Jangan takut dicap aneh, hanya karena sampai sekarang engkau single. Single itu bukan berarti kamu tidak laku. Tapi single berarti bahwa kamu cukup bijak untuk tetap memutuskan berjalan sendiri sampai kau siap berbagi dengan orang lain yang memang harus kau tolong.
Kedua..untuk para pemirsa yang ada di sekitar kaum single. Biarkan mereka mengalami proses mereka. Terlambat bukan berarti tidak akan pernah mengalami bukan?
Kalaupun emang terlambat, ingatlah kembali bahwa proses setiap orang tidaklah sama. Ikutlah berbahagia, saat mereka bahagia karena mereka single. Percayalah, saat mereka membutuhkan pertolonganmu, mereka akan mencari bantuanmu. Jangan pernah memaksa ataupun memberi ultimatum. Karena kalau sampai hal itu terjadi, kansmu untuk menghancurkan hidup seseorang terbuka lebar. Ingat, bahwa segala sesuatu yang dipaksakan seringkali tidak mendatangkan kebaikan.
Akhir kata, biarlah semua single tetap merasa happy sambil menungu waktu yang tepat. Karena untuk Tuhan, menunggu itu pun juga berarti sedang bekerja.
To God, waiting is working.
Semarang, 26 Maret 2017
@be still and now that God is working
Mas/Mbak yg kuerennn bangettt di Semarang..
BalasHapusTrimakasiii bangettt yaaa tulisan2nya sangat memberkati si aku yg masih single :)
Pengen kenalaaaannnn dong!! God bless you banyak2.. :)
salam,
irin