Keuntungan Menjadi "Nomor Emergency"
Sesuai dengan namanya, nomor darurat atau emergency number akan dihubungi jika kondisi tidak kondusif. Ya, situasi genting / mencekam/ mendesak / galau....atau situasi apapun yang mirip-mirip.
Nomor emergency tidak akan dihubungi jika kondisi aman, tenang, terkontrol dengan baik.
Pernahkah kamu merasa dirimu mirip seperti nomor emergency?
Dihubungi saat "nek ora penak" alias kalau kondisi tidak enak.
Dicari saat orang lain tersesat, tanpa arah, tenggelam dan tak tahu jalan pulang (seperti lagu yak).
Kalau sudah pernah, ucapkanlah selamat pada dirimu sendiri.
Lhoh...ora salah?
Ora....
"Are you serious?" mungkin itu pikirmu.
Tapi percayalah, ada beberapa keuntungan yang tidak kamu duga saat kamu menjadi nomor emergency. Yuk, cekidot bro and sist....
#1. Kamu adalah orang yang dipercaya untuk menjadi sahabat di kala duka.
Tidak banyak orang yang mau berada di posisi ini. Saat segalanya tampak baik, kawan-kawanmu pasti dengan suka cita stay di dekatmu. Dan itu manusiawi.
Namun saat kondisi tidak enak, kedukaan dan keterpurukan terjadi....disitulah sebenarnya engkau bisa melihat-- who stay and who goes.
Who stand beside you, and never leave you. Even there is a change.
Jadi selamat...you are trusted person. Kamu adalah orang yang dipercaya.
#2. Kamu berlatih untuk mengembangkan empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan kondisi emosional orang lain. Dimana disitu ada unsur untuk belajar mengambil perspektif orang lain. Jadi, kamu belajar untuk memahami apa yang dipikirkan dan dirasakan oleh orang lain. Itu adalah pelajaran hidup yang tidak akan selalu kamu dapatkan di institusi pendidikan formal.
Tidak mudah menjadi orang yang berempati. Karena pada dasarnya, kita susah melihat orang lain senang. Dan susah juga untuk ikut menangis dengan mereka yang menangis.
#3. Kamu belajar untuk menjadi pihak yang lebih kuat.
Kuat disini berarti kamu rela dan siap memberikan dukungan dan semangat pada pihak yang membutuhkanmu. Ingat, bukan orang sehat yang butuh dokter. Tapi orang yang sakit baik itu secara fisik ataupun emosional.
Mungkin kamu bukanlah seorang dokter. Namun saat kamu bersedia menyediakan waktu, pikiran, tenaga bahkan perasaanmu bagi orang lain yang membutuhkanmu-- disitu kamu berusaha menjadi penyembuh bagi mereka.
#4. Kamu akan belajar untuk lebih menghargai orang lain.
Dengan mencoba memahami pikiran dan perasaan mereka, kamu akan menjadi orang yang lebih fleksibel dan memiliki berbagai cara pandang baru. Sehingga, lebih mudah bagimu untuk menjadi pribadi yang menghargai keberagaman dan keunikan tiap individu. Bukankah taman bunga akan lebih indah jika isinya tidak hanya satu varietas dan satu warna saja?
Itulah beberapa keuntungan yang tidak kamu sadari ketika kamu menjadi nomor emergency.
Jika saat ini kamu merasa mulai bosan, ingatlah Tuhan.
Bukankah seringkali kita menjadikan dia nomor emergency saat kita sudah kehabisan seluruh daya dan upaya?
Jika Dia tidak pernah merasa lelah padamu, mengapa kamu begitu cepat merasa lelah?
Ingatlah juga, bahwa Tuhan memberikanmu satu hari lagi bukan karena Ia ingin umurmu lebih panjang satu hari.
Namun Dia tahu, bahwa seseorang di luar sana membutuhkanmu-- dan kamu dapat menjadi berkat baginya.
Jika dengan menjadi nomor emergency kamu sudah menjadi saluran berkat, apalagi yang kurang?
Soli Deo Gloria!
Semarang, 27 Mei 2017.
*sebagai bahan refleksi diri saat mulai merasa lelah dan mikir yang mboten-mboten.
Komentar
Posting Komentar