Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2017

Yes, I'm a Hero!

Gambar
  Saya percaya, setiap orang sebenarnya memiliki kekuatan untuk bertahan dari setiap tekanan dan masalah. Namun sering kali hal ini tidak disadari oleh kita. Banyak orang cenderung merespon masalah dengan negatif  dan reaktif (termasuk saya). Saat kita salah berespon dan bertindak secara reaktif, disitu lah kita tanpa sadar sebenarnya sedang mengubur potensi kita sebagai seorang pahlawan. Pahlawan. Banyak orang membatasi pandangan tentang pahlawan sebagai sosok yang super power dan pada akhirnya selalu menang. Sepertinya pahlawan digambarkan sebagai sosok yang imun pada rasa sakit dan kegagalan. Namun sebenarnya, orang-orang yang mengalami rasa sakit dan kegagalan namun dapat bangkit kembali--- mereka lah sosok pahlawan yang sebenarnya. Banyak orang bergumul dengan kondisi yang berat. Masalah keluarga, masalah pekerjaan, masalah integritas, masalah relasi, masalah kesehatan, masalah kehilangan, dll. Namun proses-proses itulah yang sebenarnya diijinkan terjadi untuk menc

Catatan Seorang Single

Gambar
Masa single merupakan masa yang sebenarnya cukup mengasyikan. Sebenarnya. Namun, masa ini sering berubah menjadi kelam dan penuh kegalauan. Penyebabnya sih, sebenarnya lebih ke arah faktor eksternal. Contohnya ini : Keluarga dan komunitas yang menjadi polisi sekaligus dinas sosial. Polisi sebagai pihak yang sering kali kepo dan menginterogasi "kenapa kamu masih single sampai sekarang? Coba cek, jangan-jangan ada yang salah pada dirimu". Dinas sosial sebagai pihak yang dengan semangat melayani memberikan "bantuan" dengan cara sibuk memperkenalkan kita pada sederet calon yang dirasa mumpuni.   Ajang reuni. Tempat nostalgia sekaligus sarana comparison atas metamorfosis yang sudah dialami oleh tiap peserta. Paradigma budaya yang suka melabel, bahwa orang kalau kelamaan single pasti ada sesuatu yang nggak beres. Ketiganya sudah pernah saya alami. Dan respon saya? Ya...kadang hanya bisa geleng kepala sambil ngelus dada. Dilanjutkan dengan gumaman "sa

Untukmu, Adik Tersayang

Gambar
Untukmu, adikku sayang.. Hari ini adalah hari jadimu yang ke 28. Ya, kini engkau beranjak semakin dewasa. Tentunya, masalah yang kau hadapi semakin kompleks. Uban di rambutmu adalah bukti tidak terbantahkan bahwa begitu banyak hal yang saat ini sedang kau pikirkan. Engkau tidak banyak berucap. Engkau tidak banyak menuturkan penatmu saat kita bertemu. Engkau berusaha menampilkan bahwa semua baik. Jika dulu engkau adalah pangeran di rumah, kini engkau berubah menjadi seorang gentleman bagi keluarga. Kami banga padamu, dan akan selalu bangga padamu. Adikku sayang, ingatlah bahwa kesulitan dan masalah membuatmu lebih kuat saat ini. Kau akan bangga saat menoleh ke belakang. Karena engkau sekarang adalah pribadi yang sangat berbeda. Aku percaya, engkau akan menjadi suami yang baik bagi isterimu kelak. Papa yang baik bagi anak-anakmu kelak. Mungkin sudah keturunan genetik kalau engkau tampak kaku dan irit bicara. Namun sebenarnya engkau memiliki kelembutan hati dan kepedulian
Gambar
Ah, wanita. Seringkali engkau dianggap kuat dan "sangar" saat kau mampu melakukan pekerjaan fisik yang berat, bahkan yang belum tentu dapat dilakuan para pria. Angkat galon? Oke. Bisa naik motor kopling?  Jagoan! Bisa benerin lampu yang mati? Salut! Kerja keras bagai kuda? Sudah biasa! Perspektif tersebut membuatmu, hai wanita, lupa bahwa kekuatan sebenarnya bukan hanya terletak pada apa yang terlihat. Strength is not always the look. It's a feeling . Ya, kemampuanmu untuk tetap bertahan dan bersabar menghadapi masalah adalah letak kekuatanmu yang sebenarnya. Permasalahan dan pencobaan adalah cara yang dipilih oleh Tuhan dalam mendewasakanmu. Lewat mereka lah, engkau dibentuk menjadi semakin indah. Menjadi seri limited edition . Lewat mereka lah, engkau mengerti batas kekuatanmu....bahkan potensi pahlawan di dalam dirimu. Jangan lupakan juga kekuatanmu terletak pada kemampuanmu untuk tetap rendah hati dan memilih untuk tetap baik hati. Memaafkan orang y

Usia 30 : Awal Indah Sebuah Kehidupan

Gambar
Tertawa sendiri saat melihat quote ini. Benar bahwa usia 30 an bisa dibilang usia paling "rawan" terutama bagi tiap orang yang merasa belum memiliki banyak pencapaian di hidupnya. Namun menurut saya, sebenarnya usia 30 adalah awal dari keindahan hidup.  Sedikit share, saya merasa sibuk mencari jati diri di usia 20 an. Keluar dari kota kelahiran ke ibu kota untuk bekerja. Dengan alasan mencari pengalaman dan ingin mendapat variasi hidup. Melakukan hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh anak daerah, belajar untuk berani tampil di depan umum. Mencoba menjalin relasi khusus dengan suku yang berbeda--meskipun pada akhirnya gagal,hehe..dan masih banyak lagi. Ya, pencarian jati diri saya dimulai di usia 20 an. Mencoba menampilkan diri sebagai pribadi yang baru dan "kekinian", ada rasa angkuh terhadap pencapaian saya, idealisme yang sulit dibengkokkan dan banyak pemberontakan yang saya lakukan di usia ini. Menjelang usia 30, semuanya berubah. Apa yang saya