Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Memilih Menjadi Bapa

Gambar
Tidak bisa dipungkiri, sosok seorang ayah adalah sosok yang sangat penting dalam sebuah keluarga. Jika keluarga ibarat sebuah mobil, maka ayah itu adalah bensin nya. Mobil tidak dapat bergerak tanpa bahan bakar alias bensin. Jadi disini jelas bahwa sosok Ayah adalah sebagai penggerak keluarga untuk menuju ke arah yang ditentukan. Karena itu, seorang ayah harus memiliki kemapuan men direct keluarganya. Seorang ayah harus memiliki visi, kemana keluarga ini akan dibawa. Keberhasilan sebuah keluarga terlihat dari bagaimana seorang ayah memimpin keluarganya. Jika keluarga adalah sebuah bangunan, maka ayah adalah satpam nya. Satpam? Ya. Ayahlah penjaga keluarga. Dia harus membuat anggota keluarga merasa dilindungi. Keluarga merasa aman, karena tahu ayah akan melakukan apa saja untuk menjaga mereka. Kalau perlu, si ayah akan bertempur mati-matian demi keluarganya. Seorang ayah juga berperan penting dalam menumbuhkan kepecayaan diri pada anak-anaknya. Banyak penelitian yang menu

Di Balik Arti Tanda Tanya

Gambar
Cek ponselmu, putarlah kembali ingatanmu tentang percakapan yang sedang kau lakukan selama seharian ini. Adakah kau menemukan tanda "?" Ya. Tanda ini seringkali terlupakan, bahkan saat kita sedang benar-benar bertanya. Terkadang komunikasi via media sosial maupun secara face to face berlangsung tanpa makna yang mendalam. Kita hanya sekedar bertukar kata, namun tidak benar-benar sedang berkomunikasi. Pada hakikatnya, tanda tanya ini menunjukkan  beberapa makna. Bisa jadi rasa ingin tahu. Bisa jadi karena butuh kepastian atas situasi yang dihadapi. Bisa jadi karena butuh kroscek dan menghindari asumsi. Bisa jadi juga karena rasa penasaran yang gagal diredam. Namun sejatinya, tanda tanya ini menunjukkan satu kata yang sudah sulit didapatkan : "KEPEDULIAN" Tidak mungkin tanda ini disertakan, jika kita tidak memiliki kepedulian (atau sedikitnya perhatian)  pada lawan bicara kita. Seperti yang sekarang sering terjadi, kehidupan yang serba cepat- instan-da

Keuntungan Menjadi "Nomor Emergency"

Gambar
Sesuai dengan namanya, nomor darurat atau emergency number akan dihubungi jika kondisi tidak kondusif. Ya, situasi genting / mencekam/ mendesak / galau....atau situasi apapun yang mirip-mirip. Nomor emergency tidak akan dihubungi jika kondisi aman, tenang, terkontrol dengan baik. Pernahkah kamu merasa dirimu mirip seperti nomor emergency? Dihubungi saat " nek ora penak " alias kalau kondisi tidak enak. Dicari saat orang lain tersesat, tanpa arah, tenggelam dan tak tahu jalan pulang (seperti lagu yak). Kalau sudah pernah, ucapkanlah selamat pada dirimu sendiri. Lhoh...ora salah? Ora.... "Are you serious?" mungkin itu pikirmu. Tapi percayalah, ada beberapa keuntungan yang tidak kamu duga saat kamu menjadi nomor emergency. Yuk, cekidot bro and sist.... #1. Kamu adalah orang yang dipercaya untuk menjadi sahabat di kala duka.        Tidak banyak orang yang mau berada di posisi ini. Saat segalanya tampak baik, kawan-kawanmu pasti dengan suka cita sta

Doa yang Didengar

Gambar
  Malam itu Dia melihatMu berdoa. Doa yang kau panjatkan dengan sungguh-sungguh. Doa yang kau lantunkan lebih lama dibandingkan biasanya. Meski sebenarnya yang engkau doakan juga itu-itu saja. Namun sungguh ajaib. Dia tidak bosan mendengarkan doamu yang hanya itu-itu saja. Meski Dia hafal setiap kata, setiap kalimat, setiap tanda baca yang ada pada doamu. Seandainya Dia adalah seorang dosen, Dia pasti sudah menguap saking bosannya. Seandainya Dia adalah seorang polisi, Dia pasti sudah melotot karena tidak sabar mendengarmu bicara. Seandainya Dia adalah seorang chef, Dia pasti sudah berteriak padamu karena memperlamban ritme kerjanya. Namun syukurlah, Dia adalah Tuhan. Tuhan yang mengerti betapa sebenarnya manusia itu sulit sekali untuk berdoa. Tuhan yang mengerti tiap bahasa. Oh ya, juga tetesan air mata. Dia tidak keberatan mendengar setiap permohonan dan seruanMu.  Tapi...ingatlah juga, bahwa Dia berdaulat untuk menjawab apapun menurut kehendakNya. Dia bukan pelay

Yes, I'm a Hero!

Gambar
  Saya percaya, setiap orang sebenarnya memiliki kekuatan untuk bertahan dari setiap tekanan dan masalah. Namun sering kali hal ini tidak disadari oleh kita. Banyak orang cenderung merespon masalah dengan negatif  dan reaktif (termasuk saya). Saat kita salah berespon dan bertindak secara reaktif, disitu lah kita tanpa sadar sebenarnya sedang mengubur potensi kita sebagai seorang pahlawan. Pahlawan. Banyak orang membatasi pandangan tentang pahlawan sebagai sosok yang super power dan pada akhirnya selalu menang. Sepertinya pahlawan digambarkan sebagai sosok yang imun pada rasa sakit dan kegagalan. Namun sebenarnya, orang-orang yang mengalami rasa sakit dan kegagalan namun dapat bangkit kembali--- mereka lah sosok pahlawan yang sebenarnya. Banyak orang bergumul dengan kondisi yang berat. Masalah keluarga, masalah pekerjaan, masalah integritas, masalah relasi, masalah kesehatan, masalah kehilangan, dll. Namun proses-proses itulah yang sebenarnya diijinkan terjadi untuk menc

Catatan Seorang Single

Gambar
Masa single merupakan masa yang sebenarnya cukup mengasyikan. Sebenarnya. Namun, masa ini sering berubah menjadi kelam dan penuh kegalauan. Penyebabnya sih, sebenarnya lebih ke arah faktor eksternal. Contohnya ini : Keluarga dan komunitas yang menjadi polisi sekaligus dinas sosial. Polisi sebagai pihak yang sering kali kepo dan menginterogasi "kenapa kamu masih single sampai sekarang? Coba cek, jangan-jangan ada yang salah pada dirimu". Dinas sosial sebagai pihak yang dengan semangat melayani memberikan "bantuan" dengan cara sibuk memperkenalkan kita pada sederet calon yang dirasa mumpuni.   Ajang reuni. Tempat nostalgia sekaligus sarana comparison atas metamorfosis yang sudah dialami oleh tiap peserta. Paradigma budaya yang suka melabel, bahwa orang kalau kelamaan single pasti ada sesuatu yang nggak beres. Ketiganya sudah pernah saya alami. Dan respon saya? Ya...kadang hanya bisa geleng kepala sambil ngelus dada. Dilanjutkan dengan gumaman "sa

Untukmu, Adik Tersayang

Gambar
Untukmu, adikku sayang.. Hari ini adalah hari jadimu yang ke 28. Ya, kini engkau beranjak semakin dewasa. Tentunya, masalah yang kau hadapi semakin kompleks. Uban di rambutmu adalah bukti tidak terbantahkan bahwa begitu banyak hal yang saat ini sedang kau pikirkan. Engkau tidak banyak berucap. Engkau tidak banyak menuturkan penatmu saat kita bertemu. Engkau berusaha menampilkan bahwa semua baik. Jika dulu engkau adalah pangeran di rumah, kini engkau berubah menjadi seorang gentleman bagi keluarga. Kami banga padamu, dan akan selalu bangga padamu. Adikku sayang, ingatlah bahwa kesulitan dan masalah membuatmu lebih kuat saat ini. Kau akan bangga saat menoleh ke belakang. Karena engkau sekarang adalah pribadi yang sangat berbeda. Aku percaya, engkau akan menjadi suami yang baik bagi isterimu kelak. Papa yang baik bagi anak-anakmu kelak. Mungkin sudah keturunan genetik kalau engkau tampak kaku dan irit bicara. Namun sebenarnya engkau memiliki kelembutan hati dan kepedulian
Gambar
Ah, wanita. Seringkali engkau dianggap kuat dan "sangar" saat kau mampu melakukan pekerjaan fisik yang berat, bahkan yang belum tentu dapat dilakuan para pria. Angkat galon? Oke. Bisa naik motor kopling?  Jagoan! Bisa benerin lampu yang mati? Salut! Kerja keras bagai kuda? Sudah biasa! Perspektif tersebut membuatmu, hai wanita, lupa bahwa kekuatan sebenarnya bukan hanya terletak pada apa yang terlihat. Strength is not always the look. It's a feeling . Ya, kemampuanmu untuk tetap bertahan dan bersabar menghadapi masalah adalah letak kekuatanmu yang sebenarnya. Permasalahan dan pencobaan adalah cara yang dipilih oleh Tuhan dalam mendewasakanmu. Lewat mereka lah, engkau dibentuk menjadi semakin indah. Menjadi seri limited edition . Lewat mereka lah, engkau mengerti batas kekuatanmu....bahkan potensi pahlawan di dalam dirimu. Jangan lupakan juga kekuatanmu terletak pada kemampuanmu untuk tetap rendah hati dan memilih untuk tetap baik hati. Memaafkan orang y

Usia 30 : Awal Indah Sebuah Kehidupan

Gambar
Tertawa sendiri saat melihat quote ini. Benar bahwa usia 30 an bisa dibilang usia paling "rawan" terutama bagi tiap orang yang merasa belum memiliki banyak pencapaian di hidupnya. Namun menurut saya, sebenarnya usia 30 adalah awal dari keindahan hidup.  Sedikit share, saya merasa sibuk mencari jati diri di usia 20 an. Keluar dari kota kelahiran ke ibu kota untuk bekerja. Dengan alasan mencari pengalaman dan ingin mendapat variasi hidup. Melakukan hal yang sebelumnya tidak pernah dilakukan oleh anak daerah, belajar untuk berani tampil di depan umum. Mencoba menjalin relasi khusus dengan suku yang berbeda--meskipun pada akhirnya gagal,hehe..dan masih banyak lagi. Ya, pencarian jati diri saya dimulai di usia 20 an. Mencoba menampilkan diri sebagai pribadi yang baru dan "kekinian", ada rasa angkuh terhadap pencapaian saya, idealisme yang sulit dibengkokkan dan banyak pemberontakan yang saya lakukan di usia ini. Menjelang usia 30, semuanya berubah. Apa yang saya

Karena Hidup Bukanlah Sebuah Kompetisi

Gambar
" When you compare yourself to other people, you will either feel arrogant or defeated. Either way, you lose. Don't get stuck in the comparison trap."   ( Dave Willis) Dunia mengajarkan pada kita untuk selalu menjadi yang terbaik. Kalau bisa yang terdepan. Sebenarnya hal ini tidak salah. Namun hal ini menjadi tidak tepat, jika pada akhirnya kita menjadi lebih fokus pada pencapaian orang lain.  Ya, kita merasa harus selalu membandingkan apa yang telah dipunyai orang lain, dan apa yang kita belum miliki. Kalau rekan kita membeli perhiasan baru, harusnya kita juga bisa dong. Kalau bisa yang lebih bagus. Kalau tetangga bisa membeli mobil baru, kenapa kita tidak bisa. Nyicil ga apa-apa deh. Yang penting gengsinya dapat.  Kalau teman kita yang tampang pas-pas an saja bisa dapat pasangan, harusnya kita yang lebih kece juga bisa dong. Dan masih banyak lagi "kalau" yang lain. Ironis, bahwa kita mencari pengakuan dan penerimaan orang lain. Padahal sejatinya
Gambar
Don’t be rush. Kata-kata ini sungguh-sungguh menjadi peringatan yang powerful bagi setiap orang yang sedang hidup dalam penantian. Penantian akan kehidupan yang lebih baik. Penantian akan pemulihan. Penantian akan janji-janji Allah dalam hidup kita. “Tapi sabar kan ada batasnya. Mau berapa lama lagi saya harus bersabar? Kurang panjangkah waktu yang saya habiskan untuk penantian saya?” Well, mungkin kalimat inilah yang sering diucapkan oleh kita saat dalam fase penantian. Kita berdoa supaya kita diberi kesabaran dalam menanti. Namun pada faktanya seringkali kita protes saat kita merasa “delivery” dari Tuhan kog ga nyampai-nyampai. Alih-alih bersabar, kita seringkali menjadi Tuhan atas hidup kita. Ya, kita mengambil alih kemudi dengan paksa. Kita langsung in action . Memaksa supaya Tuhan setuju dengan kehendak dan mau kita. Memaksa supaya Tuhan lekas mengabulkan keinginan kita….sehingga kita bebas melenggang sambil membawa bendera bertuliskan “yeayyy..it’s over!”